BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada dasarnya,
karkteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda
dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Masa usia sekolah dasar
sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga
kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa
sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam
banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan
dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik
anak.
Anak usia SD masih memasuki tahap
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan
sehingga anak cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak,
berlari, dan tidak pernah diam ditempat. Secara kognitif, pemikiran anak SD
sedang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Pada usia dasar
(6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan
tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
(seperti membaca, menulis, dan menghitung).
Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah
daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal,
sedangkan pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang kearah berpikir konkret
dan rasional. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka sekolah
dalam hal ini guru, seyogyanya memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang materi
pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru.
Menurut Syamsu Yusuf (2004) masa usia Sekolah Mengah
bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
karakteristi anak usaia SD, SMP dan SMA?
b.
Bagaimana
pertumbuhan fisik dan jasmani anak usia SD?
c.
Jelaskan
jenis-jenis kebutuhnaak usia SD, SMP dan SMA?
d.
Apa
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia SMP dan SMA?
e.
Bagaimana
dinamika perilaku individu anak usia SD, SMA danSMA?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan
tugas ini yaitu untuk menambah wawasan tentang karakteristik pada masa
anak-anak hinggan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karakteristik
Anak Usia SD
Mereka mengembangkan
rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan.
Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan
dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau
ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, sehingga menghambat mereka dalam belajar. Piaget mengidentifikasikan
tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik
motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap
opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia
11 atau 12 tahun ke atas.
Berdasarkan uraian di
atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap
ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada fakta-fakta
perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada
objek-objek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Pada usia ini mereka
masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak hanya terjadi di lingkungan
sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan yang nyata di dalam
lingkungan masyarakat. Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi
sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat
terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, (2) amat realistik, ingin
tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap
hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor
ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak
menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5)
pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok
sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
Dengan karakteristik
siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas
perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan
baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa
sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih
bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk proaktif
dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam
kelompok.
Adapun karakteristik
yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah sebagaiberikut :
a. Anak
SD Senang Bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah. Guru SD sebaiknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model
pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya
diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan
pelajaran yang mengandung unsure permainan seperti pendidikan jasmani, atau
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
b. Anak
SD Senang Bergerak
Orang
dewasa dapat duduk berjam‐jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang
lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
c. Anak
SD Senang Bekerja dan Berkelompok
Anak senang bekerja
dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan
demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita sebagai calon guru agar
menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak mendapatkan pelajaran
seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat suatu kelompok kecil
misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak perbedaan pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar anak dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai pendapat orang lain juga.
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan
demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita sebagai calon guru agar
menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak mendapatkan pelajaran
seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat suatu kelompok kecil
misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak perbedaan pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar anak dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai pendapat orang lain juga.
d. Senang
Merasakan atau Melakukan Secara Lengsung
Ditinjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa
yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan
yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham
dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk
konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis
kelamin, moral, dan sebagainya. Dengan demikian kita sebagai calon guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam
proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata
angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
e. Anak
Cengeng
Pada umur anak SD, anak
masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua
keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Di sini
sebagai calon guru SD maka kita harus membuat metode pembelajaran tutorial atau
metode bimbingan agar kita dapat selalu membmbing dan mengarahkan anak,
membentuk mental anak agar tidak cengeng.
f. Sulit
Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada pendidikan dasar
yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus
dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat misalnya dengan cara metode
ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan
sendiri inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana
guru Cuma berbicara didepan membuat anak malah tidak pmemahami isi dari apa
yang dibicarakan oleh gurunya.
g. Senang
Diperhatikan
Di dalam suatu
interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan
perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan
perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
h. Senang
Meniru
Dalam kehidupan sehari
hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat
dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang
yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang terpengaruh
acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smack
down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena ada berita anak yang
melakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang akhirnya membuat temannya terluka.
dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang
yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak yang terpengaruh
acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smack
down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena ada berita anak yang
melakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang akhirnya membuat temannya terluka.
2.2
Pertumbuhan
Fisik Jasmani Anak Usia SD
Apabila kita perhatikan anak-anak yang sedang berbaris di
depan kelas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan ukuran jasmani.Adaanak yang
tinggi, pendek, kurus, dan gemuk dengan beraneka ragam bentuknya.
Nampaknya pada anak-anak tersebut secara fisik kurang segar
sebagaimana seharusnya, hal ini disebabkan antara lain kelebihan berat
badannya.
Pertumbuhan
Fisik Jasmani Anak Usia SD
Mencakup
pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dantulang. Pada usia 10
tahun baik laki‐laki maupun
perempuan tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun
setelah usia remaja yaitu 12‐13 tahun
anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki‐laki, Sumantri dkk (2005).
Ø Usia masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan
dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang
lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun
di SD.
Ø Usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki‐laki dan perempuan kurang lebih sama.
Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih
langsing dari anak laki‐laki.
Ø Akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami
masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat.
Ø Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih
berat dan lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki
memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.
Ø Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati
puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan
menstruasi umumnya dimulai pada usia 12‐13 tahun. Anak laki‐laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara
usia 13‐16 tahun.
2.3
Perkembangan Pada Anak Usia SD
a.
Perkembangan Intelektual
Intelektual menurut para ahli
diantaranya menurut Wechler (1958) merumuskan intelektual sebagai
"keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara
terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelektual
bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk
mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Pada usia sekolah dasar anak sudah
dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemamapuan intelektual atau kemampuan kognitif. Menurut Piaget
masa ini berada pada tahap operasi konkret yang ditandai dengan:
1. Kemampuan
mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama.
2. Menyusun atau
mengasosiasikan angka-angka atau bilangan.
3. Memecahkan yang
sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini
sudah cukup untuk menjadi dasar diberikanya berbagai kecakapan yng dapat
mengembangkan pola piker atau daya nalarnya. Untuk mengembangkan daya nalarnya,
daya cipta,kreatifitas anak maka anak perlu diberi peluang-peluang untuk
bertanya berpendapat atau menilai tentang berbagai hal tentang pelajaran atau
peristiwa yang terjadi di lingkungan.
Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah
dalam mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan seperti lomba mengarang, menggambar dan
menyanyi.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi perkembangan Intelek
a. Bertambahnya
informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
b. Banyaknya
pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa
berpikir proporsional.
b.
Perkembangan Emosi
Pada usia sekolah, anak mulai menyadari
bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima. Oleh karena itu, dia
mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya. Kemampuan mengontrol
emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang
tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak
dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosionalnya stabil, maka
perkembangan emosi anak juga akan cenderung stabil, namun apabila kebiasaan
orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil, maka perkembangan emosi
anak juga cenderung kurang stabil.
Karakteristik emosi anak
Karakteristik Emosi Stabil
|
Karakteristik
Emosi Tidak Stabil
|
Mewujudkan wajah ceria
|
Mewujudkan
wajah murung
|
Dapat berkosentrasi dalam belajar
|
Mudah tersinggung
|
Bersikap respect (menghargai)
terhadap
diri sendiri dan orang lain
|
Suka marah-marah
|
c.
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah pencapaian
kematangan kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Perkembangan sosial
juga bisa diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama.
Perkembangan sosial pada anak usia
SD/MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota
keluarga, juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya bertambah luas.
Pada usia ini, anak mulai memliki
kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri
(ogosentris) kepada sikap bekerja sama (kooperatif) atau sosiosentris (mau
memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan- kegiatan
teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota
kelompok dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya
Dalam proses belajar di sekolah,
kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan
memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti
membersihkan kelas dan halaman sekolah_, maupun tugas yang membutuhkan pikiran.
Tugas-tugas kelompok ini haruslah
memberikan kesempatan kepada setiiap peserta didik atau siswa untuk menunjukkan
prestasinya. Dengan bekerja kelompok, siswa dapat belajar tentang bagaimana
cara ia bersosialisasi, bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan
bertanggung jawab.
d.
Perkembangan Bahasa
Setiap manusia
mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis bahsa
mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan,
tulisan, bahsa isyarat, bahsa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni.
Bahsa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan persaan sorang
disimbolisasikan agar dapat menyamaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu
perkembangan bahasa dimulai dengan tangisan pertama sampai anak mampu bertutur
kata. Perkembangan bahasa terdiri atas 2 periode besar yaitu periode Prelinguistik
(0-1 tahun) dan (1-5 linguistik). Periode linguistik terbagi terbagi dalam 3
fase besar yaitu :
a) Fase
Satu Kata Atau Holofase
Pada fase ini anak
menggunakan satu kata untuk menyatakan pikiran ang kompleks, baik yang berupa
keinginan, perasaan atau temuannya perbedaan yang jelas. Misalkan kata duduk,
bagi anak berarti ” saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga
berarti “ mama sedang duduk”.
b) Fase
Lebih Dari Satu Kata
Fase dua kata muncul
pada anak erusia sekita 18 bulan. Fase ini anak sudah dapat membuat dua kalimat
sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat etrsebut kadang-kadang terdiri
dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek
dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan
tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Orang melakukan tanya jawab
dengan anak secara sederhana.
c) Fase
Ketiga Fase Diferensiasi
Eriode terakhir dari
masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun.
Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dlam
berbicara anak bukan hanya menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi
anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesui dengan jenisnya, terutama
dalam pemakaian kata benda dan kata kerja.
e.
Perkembangan Sosial
Terdapat kaitan yang
erat antara keteramilan bergul dengan masa bahagia pada waktu akanak-kanak.
Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan
serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai
aktivitas sosial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk
mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang akan datang
atau meningkat dewasa. Oleh karena itu prilaku dan kebiasaan orang tua harus
merupakan contoh atau model maupun teladan yang selalu ditiru dan dibanggakan
oleh anaknya. Hl tersebut dilakukan oleh anak semenjak ia diusia balita yang
suka meniru apa saja yang ia lihat dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul
orang tua, cara berbicara dan berinteraksinya, di lingkungan sekita, cara orang
tua menghadapi teman, tamu dan sebagainya, slalu mendapat perhatian anak
kemudian menirunya.
f.
Perkembangan Moral Dan Sikap
Pada awal masa
kanak-kanak, biasanya anak-anak akan mengidentifikasi dengan ibunya dan ayahnya
atau orang lain yang dekat dengannya. Sedangkan masa-masa selanjutnya
perkembangan pergaulan dan pandangan anak-anak mulai mengedintifikasi dirinya
dengan tokoh-tokoh, pahlwan-pahlawan, pimpinan masyarakat. Sejalan tambahan
usia anak, biasanya anak mulai membrontak pada disiplin yang diterapkan dirumah
atau disekolah. Berikut ini beberapa proses pembentukkan prilaku moral dan
sikap anak.
2.4
Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD
Pertama-tama peru
dijelaskan istilah “kebutuhan”, “Dorongan” dan “motif”
Definisi dorongan atau motif adalah suatu keadaan alasan pada diri seseorang untuk memicu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Kebutuhan lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis seseorang. Sehingga dorongan atau motif lebih merupakan akibat psikologis dari suatu kebutuhan (Sumadi, 1970 ; Lefton, 1982).
Definisi dorongan atau motif adalah suatu keadaan alasan pada diri seseorang untuk memicu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Kebutuhan lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis seseorang. Sehingga dorongan atau motif lebih merupakan akibat psikologis dari suatu kebutuhan (Sumadi, 1970 ; Lefton, 1982).
Sedangkan Thompson
(1987) mendefinisikan need atau kebutuhan sebagai istilah yang sering di
gunakan untukmenunjuk suatu drive atau dorongan. Contohnya: manusia membutuhkan
tidur.hingga dapat di simpulkan bahwa kata need atau kebutuhan bersifat fisik
dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih merupakan kebutuhan yang
jenjangnya lebih tinggi dan berisfat psikologis. Pada dasarnya kebutuhan dibedakan
menjadi 2 keompok besar yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer
seperti makan, minum, tidur, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan sekunder
untuk mengembangkan kepribadian seseorang contohnya: kebutuhan untuk di
kasihi,kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan psikologis itu lebih
bersifat rumit dan suit diidentifikasi segera.
Maslow (1954)membagi
berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 7 aspek kebutuhan, yang
dapat diihat di bawah ini
a. Kebutuhan
Jasmaniah Pada Anak Usia SD
Sesuai dengan
perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh
kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makan
dan minuman meningkat dan juga membutuhkan makanan yang bergizi agar
perkembangan fisik dan intelektualnya tak terhambat.
Berkaitan dengan
kebutuhan pemeliharaan dan pertahaanan diri, anak usia SD memasuki tahapan
moral dan social yang memperhatikan pemuasaan keinginan dan kebutuhannya
sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang.
b. Kebutuhan
Akan Kasih Sayang
Pada anak usia SD
terutama yang sudah duduk di kelas besar SD, sudah ingin memiliki teman-teman
tetap. Perkembangan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan
menyayangi teman. Dan tidak hanya terhadap teman tapi juga terhadap benda. Pada
anak-anak yang duduk di kelas tinggi ( 4, 5 atau 6) mulai masuk pada masa
bersosialisasi dan meninggalkan keegoisannya, hingga dapat menerima orang tua
dan guru sebagai suatu yang wajar. Hingga mulai membutuhkan perlakuan yang
objektif dari orang memegang otoritas pada masa ini nakan sensitive dan
mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan, sehingga guru dan orang
tua harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam memutuskan suatu tindakan.
c. Kebutuhan
Untuk Memiliki
Pada masa usia di kelas
rendah SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian.
Namun, anak-anak kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan
membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki masih dominan.
Namun demikian pada
masa ini, anak masih menggantungkan dirinya kepada orang yang dirasa mempunyai
keunggulan dan kekuatan bila berada di dalam kelompoknya, atau tergantung pada
pemegang otoritas yang di senangi seperti guru di kelas.
d. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini mulai
dominan pada anak-anak usaia tinggi di SD. Dimana anak mulai ingin
merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha
memenuhikebutuhan dengan sikap bersaing atau berusaha mewujudkan keinginannya. Salah
satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan
berprestasi atau need for achievement. Hingga dapat di simpulkan kebutuhan
kebutuhan yang berbeda dapat saling mengisi terhadap setiap masing masing
anak dan sejalan dengan perbedaan perkembangan mereka.
2.5
Karakteristi Perkembangan Anak Usia
SMP dan SMA
2.5.1
Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Pertama (SMP)
a. Perkembangan
Dalam Sikap Kognitif
Untuk membahas perkembangan
kognitif (berpikir) pada anak saat berada di sekolah menengah
pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari Piaget, Vigotksy, dan para ahli
psikologi pemrosesan informasi (information-processing theory).
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa
aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan
ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami
adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang
tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan
kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua
atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi
dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi
intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual.
Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan
kognitif.
b. Perkembangan
Dalam Sikap Emosional
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik,
terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang
dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan
remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional
merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya,
terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya
Meskipun pada usia remaja kemampuan
kognitifnya telah berkembang dengan baik, yang memungkinkannya untuk dapat
mengatasi stres atau fluktuasi emosi secara efektif, tetrapi ternyata masih
banyak remaja yang belum mampu mengelola emosinya, sehingga mereka banyak
mengalami depresi, marah-marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini
dapat memicu masalah, seperti kesulitan belajar, penyalahgunaan obat, dan
perilaku menyimpang. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi
emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering mengalami
emosi yang negarif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah.
2.5.2
Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Atas (SMA)
Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang
berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan
individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu
dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka
melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau
dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa,
mereka secara rill belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada
perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.
a. Perkembangan
Dalam Sikap Kognitif
Kemampuan kognitif terus berkembang
selama masa SMA. Akan tetapi, bagaimanapun tidak semua
perubahan kognitif pada masa SMA tersebut
mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian
sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi
terutama pada masa SMA akhir dapat ditingkatkan kembali
melalui serangkaian pelatihan.
Perkembangan kognitif pada fase usia
dewasa awal, dikemukakan oleh Schaie (1997) bahwa tahap-tahap kognitif
Piaget menggambarkan peningkatan efisiensi dalam perolehan informasi yang baru.
Sebagai contoh, pada masa dewasa awal terdapat perubahan dari mencari
pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang sudah diketahui,
khususnya dalam hal penentuan karier dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
pernikahan dan hidup berkeluarga.
b. Perkembangan
dalam Sikap Emosional
Pada masa ini, tingkat karateristik
emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional
para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta
dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan
baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek
yang berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam perkembangan remaja,
serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan remaja. Perkembangan pada masa SMA (remaja)
merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan.
Meskipun sifat kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena
pengaruh didikan orang tua.
Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah Atas
(SMA) Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap
yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan
ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak
menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang
disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai
anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil
belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
2.6
Factor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan SMA
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang
kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan
kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika
berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan
fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan
menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional,
disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status
Sosial Ekonoi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi
normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak
memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka
dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas
Mental Emosidan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak
hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan
emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh
karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan
keberhasilan perkembangan sosial anak.
Factor
Lain Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan SMA
1. Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan
lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya,
sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak
menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam
suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai
pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap
menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau
pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma
pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman.
Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di
rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk memperlihatkan
pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.
2. Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar
pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku
anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat
tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah
dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang
membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah
prilaku yang negatif.
3. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau
mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat
besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa,
seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat.
Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh
media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang
semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa
dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat
mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan
melalui acara yang disiarkannya.
2.7
Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SMP
dan SMA
Pada dasarnya, kebutuhan yang terdapat pada anak usia SMP
dan SMA tidak jauh berbeda karena cara piker mereka yang relatif stabil dan
memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya.
Dapat dikatakan juga bahwa kebutuhan Primer adalah kebutuhan
yang terdapat pada anak usia SD, kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang terdapat
pada anak usia SMP, sedankan Tersier adalah kebutuhan yang terdapat pada anak
usia SMA.
1. Kebutuha Primer
Kebutuhan pirmer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan pokok
yang pertama harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Kata primer sendiri
berasal dari kata Primus yang artinya pertama. secara umum kebutuhan primer
pada anak usia SMP dan SMA terdiri atas
pangan, sandang dan papan atau makanan, pakaian dan rumah.
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan
sekunder adalah kebutuhan kedua yang dipenuhi setelah kebutuhan primer
terpenuhi. Adapun kata skunder berasal dari kata Scundus yang berarti kedua.
Dalam kehidupan remaja (SMP dan SMA) membutuhkan fasilitan elektronik yang
dapat memudahkan kerja mereka. Namun tidak sedikit pula kebutuhan ini sudah
terpenuhi pada anak usia SD yang dapat mengakibatkan capatnya pertumbuha pola
piker yang seharusnya belum saatnya berkembang.
3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan
ketiga yng dipenuhi setelah kabuuhan primer dan sekunder terpenui. Kata tersier
berasal dari kata Tertius yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier disebut juga
kebtuhan mewah atau lux. Pada anak usia SMP dan SMA, kebutuhan ini yang
biasanya diharapkan untuk dapat terpenuhi secepatnya karena kebutuhan tersier
dapat mengankat reputai seorang siswa di kalangan remaja.
2.8
Dinamika Perilaku Individu Anak SD,
SMP dan SMA
Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara
perkembangan intelektual dan emosional remaja di SMP dan SMA. Kemampuan intelektual
mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana
yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai
informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media
massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan para remaja sekarang.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP
atau SMA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul
dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi
para remaja di sekolah.
1.
Perilaku Bermasalah (problem behavior).
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat
dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan
orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat
dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan
masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar
sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan
seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan
merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat
perilakunya sendiri.
2.
Perilaku menyimpang (behaviour disorder).
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang
kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya
tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami
behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang,
unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada
remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah
pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena
persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
3.
Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment).
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya
didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa
mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar
peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di SMP
dan SMA.
4.
Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar-Salah
(Conduct Disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu
membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah
munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan
yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa
membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus
mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku
yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan
perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam
conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal
maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan
mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada
remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi
yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan
orang lain.
5.
Attention deficit hyperactivity disorder.
Yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan
tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat
terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil
dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif
tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif
sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami
kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada dasarnya,
karkteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda
dengan karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Menurut Syamsu Yusuf (2004) masa usia Sekolah Mengah
bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa.
3.2
Saran
Diharapkan
dengan adanya makalah ini, saya dan semua pembaca dapat memahami tentang
karakteristik yang terdapat pada anak usia SD, SMA dan SMA, serta factor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhannya.dan saya berharap pembaca dapat menyerap
atupun mengambil nilai positif yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar Anda untuk menanggapi, mengkritik atau memberikan saran untuk Admin blog ini sehubungan dengan informasi di atas. Berkomentarlah dengan baik dan sesuai dengan isi postingan. Jika komentar Anda tidak dimunculkan, mungkin tidak sesuai dengan isi postingan atau mungkin langsung masuk kotak spam blog ini dan jangan menyertakan link aktif pada isi komentarnya. No Spam, SARA apalagi yang porno-porno